SEHARI MENGELILINGI Kota Lubuk Linggau
Jelajah Lubuk Linggau: Perjalanan Menghadiri Pernikahan Teman
Happy Wedding Bayu Pujiansyah & Endang Herlina
Kali ini kami akan menyajikan kisah perjalanan kami menghadiri pernikahan teman saya sewaktu kuliah. Mempelai wanitanya adalah wanita asal kota Lubuklinggau sehingga memaksa saya dan teman-teman jauh-jauh kesana, untuk menghadiri acara pernikahannya.
Saya sendiri tinggal di Kabupaten Banyuasin tepatnya adalah kota Pangkalan Balai. Karena tempat pernikahannya lumayan jauh saya memutuskan untuk berangkat kesana menggunakan moda transportasi kereta api.
Tiketnya sendiri sudah dipesan jauh-jauh hari
Demikianlah penampakan tiket keberangkatan
Karena jarak, stasiun terdekat yakni Stasiun Kertapati Lumayan jauh dari rumah saya maka perjalanan dimulai dari rumah saya yakni di kota Pangkalan Balai pada Pukul 5:30 Wib menuju Ibukota Provinsi yakni kota Palembang.
Perjalanan menuju stasiun cukup lancar karena hari masih pagi hingga belum banyak kendaraan yang berlalu lalang. Meskipun begitu ada sedikit kemacetan kecil yang masih dapat kami lalui dengan sepeda Motor.
Setibanya di stasiun jam 7 pagi, ternyata saya tiba di stasiun lebih dahulu ketimbang teman-teman saya yang lain Yakni Fadil dan Firdaus. Saya memutuskan untuk segera mencetak tiket yang telah kami booking, mumpung belum banyak antriannya.
Penampakan suasana stasiun Kertapati
Setelah cukup lama menunggu akhirnya teman-teman saya datang juga. Ternyata mereka datang menjelang jam 9 pagi. Wajar memang, mengingat pada tiketnya tertera jam, keberangkatan pada jam 9:30 WIB.
Diatas kereta kami, banyak bercerita, menceritakan berbagai hal menarik yang kami lewatkan setelah lulus kuliah. Terutama mengenai teman kami yang akan menikah esok hari.
Seperti biasa guyonan-guyonan ala anak muda mewarnai obrolan kami hingga perjalanan berlangsung cukup lama terasa cukup singkat.
Stasiun demi stasiun kami lalui, sembari tertawa bersenda gurau bersama. Sembari bercengkrama dengan teman yang jauh disana lewat aplikasi Sosial media.
Kawan kami yang pernikahannya akan kami hadiri tak kuput meluangkan waktu bercengkrama di aplikasi tersebut. Obrolan-obrolan terasa sedikit ngawur.
Teman kami yang lain, yakni Ahmad Ariansyah (Ari) menantikan kedatangan kami ditanah kelahirannya Lubuklinggau. Kawan kami yang satu ini kebetulan memang berdomisili disana, didekat kediaman mempelai wanita.
Dirumah Ari inilah rencananya kami akan menginap. Perjalanan yang panjang mulai terasa terlebih kursi kereta kelas ekonomi terasa kurang nyaman, membuat punggung terasa pegal. Kursinya yang tegak membuat duduk di kereta terasa serba salah, untungnya kereta telah dilengkapi AC hingga tidak terasa panas sepanjang perjalanannya. Meskipun gerbong yang kami naiki ini kelas Ekonomi nyatanya fasilitas yang tersedia sudah cukup lumayan.
Sore hari sekitar pukul 17:00 WIB kami akhirnya tiba di Stasiun Lubuk Linggau. Kamipun segera mengabari Ari kalau kami telah sampai di Stasiun sembari turun dari kereta obrolan-obrolan absurb terus keluar dari mulut kami. Sebuah kekhasan sendiri dari persahabatan kami.
Entah kenapa pas tiba di stasiun daus kepengen boker (buang air besar) kamipun berjalan kesana kemari mencari toilet untuk buang air besar mengingat toilet stasiun ternyata tidak ada airnya. Sangat mengherankan tempat semacam ini kurang memperhatikan fasilitas toilet yang disediakan. Entah apa karena hari sudah sore, sehingga pegawainya sedang berganti sift sehingga hal ini dapat terjadi atau kenapa, yang pasti kondisi ini hendaknya tidak terjadi. Mengingat, fasilitas macam toilet amat penting demi kenyamanan bagi para penumpang.
Menjelang magrib akhirnya jemputan kami tiba juga dan tidak disangka-sangka ternyata orang yang diajak Ari untuk menjemput kami adalah kk Lumantar. Kk yang satu ini adalah aktivis di kampus kami, bahkan sempat menjabat sebagai wakil Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya.
Selama di perjalanan beliau banyak bercerita, seputar kabar terbaru mengenai kampus kami, dimana saya dan teman-teman sendiri sudah lama tidak mengikuti perkembangannya. Kk Lumantar memang gampang mengakrabkan diri dengan orang lain tak mengherankan memang mengingat beliau pernah menjabat sebagai Wapresma semasa kuliah.
Perjalanan dari stasiun menuju kediaman Ari tidaklah lama, sekitar 10 menitan perjalanan kami akhirnya tiba dikediaman Ari. Kamipun bersalaman dengan orang tua Ari dan langsung naik kelantai 2 menuju kamar Ari.
Setibanya dikamar Ari kami, jadi teringat masa kuliah dulu dimana kami sering kumpul di kamar kostnya. Suasa sepertinya tak asing bagi kami meskipun ini kali pertama kami menginjakkan kaki disini.
Suasana kamar Ari
Hal pertama yang kami lakukan dikamar ari adalah meletakkan barang-barang berharga yang kami bawa dan beristirahat sebentar. Kemudian kamipun menyantap nasi bungkus yang dibelikan tuan rumah. Asyik beneran, udah dapat beristirahat gratis dikasih makan lagi hehe.
Sembari makan kamipun menyusun rencana buat jalan kemana pada malamnya. Wisata malam sebenarnya bukanlah kebiasaan kami namun entah kenapa kepengen juga menikmati suasana malam Kota Lubuklinggau.
Setelah mandi dan menunaikan sholat, kami pun bergegas berangkat berkeliling kota. Dilinggau sendiri sebenarnya telah banyak cafe-cafe bermunculan dan kami pun memutuskan untuk mampir ke Cafe Daily Noose.
Penampakan kami di Cafe Daily Noose
Sembari menikmati suasana cafenya sendiri terasa santai diiringi lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi cafe menambah relax suasana. Kamipun membicarakan banyak hal mengenai kesibukan rutinitas pekerjaan maupun kisah percintaan. Lagu yang di bawakan juga pas dengan obrolan-obrolan yang kami lakukan.
Cukup lama kami ngobrol sampai akhirnya kamipun memutuskan untuk berkeliling tempat lainnya. Sebelum pulang Fadil melihat sebuah motor Harley terparkir didepan pintu keluar Cafe, Fadil sebenarnya menyuruh saya untuk berfoto-foto di dekat motor tersebut. Saya memutuskan untuk menolaknya karena rasanya pasti akan menjadi bahan guyonan.
Akhirnya Dauslah yang bersedia untuk difoto, dan ternyata benar dugaan saya Dauspun di videokan di Insta Story Fadil. Lucu rasanya mengingat kejadian tersebut hahahaha.
Penampakan foto Daus
Setelah dari Daily Noose kamipun memutuskan untuk berkeliling ke tempat lainnya, menyusuri kota kamipun menepi di suatu tempat dimana anak muda biasanya nongkrong. Tempatnya sendiri merupakan emperan ruko yang mana rukonya sendiri telah tutup dan didepannya banyak pedagang kaki lima berjualan minuman dan makanan ringan.
Awalnya kami memutuskan untuk nongkrong sejenak di tempat berjualan teh tarik, tapi karena diantara kami rasanya udah kenyang minum kopi dan makanan ringan hingga rasanya perut kami udah penuh. Kamipun memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut sembari kembali berkeliling.
Suasana malam di Lubuklinggau lumayan ramai, hal ini wajar mengingat kami mengitarinya dimalam Minggu. Karena dirasa lelah dan hari sudah lumayan larut kamipun memutuskan untuk pulang kerumah Ari saja.
Sesampainya di rumah Ari, Daus kembali menjadi bahan becandaan, kami mentertawakan kekonyolan daus difoto bersama moge Harley. Menurut Fadil kejadian tersebut adalah sebuah sejarah yabg takkan terlupakan. Karena itulah, sayapun memutuskan untuk memasukkannya kedalam artikel perjalanan ini.
Setelah ngobrol-ngobrol kami pun memutuskan untuk Mabar Mobile Legend, kebetulan Ari dan Daus juga memaikan game ini. Karena baru memainkannya Daus banyak bertanya sambil bermain bersama. Anehnya selama bermain-main yak satupun permainan kami menangkan. Setelah bermain tanpa sadar ternyata Fadil yang tidak memainkan game tersebut telah tertidur tanpa sepengetahuan kami.
Karena belum mengantuk kami bertiga memutuskan untuk nonton Film saja di televisi. Sayangnya karena sinyal lagi bermasalah film akan ditonton malah gagal diputar alhasil saya memutuskan untuk nonton YouTube saja. Sampai akhirnya mengantuk dan ketiduran.
Gagal Menghadiri akad nikah
Sejatinya kami pengen menyaksikan akad nikah teman kami Bayu Pujiansyah, namun entah kenapa berat rasanya melangkahkan kaki di pagi hari menuju ke acara akadnya. Terlebih Ari dan Daus malah Ketiduran setelah sholat subuh. Setelah bangunpun ternyata Daus bajunya belum di setrika sementara listriknya ternyata padam. Alhasil terlewatkan sudah acara akad nikahnya. Kami memutuskan untuk menghadiri resepsinya saja. Sebelum berangkat ternyata daus masih sibuk memainkan game Mobile Legend. Game yanv satu ini emang bikin candu ya, waktu berlalu menjelang jam 10:00 WIB kamipun memutuskan berangkat ke cara resepsinya Bayu Pujiansyah & mbak Endang Herlina.
Disana kamipun diajak kedua mempelai untuk bertemu sebelum keduanya naik ke panggung. Pancara kegembiraan terpancar dari kedua mempelai, terlebih saat menyambut kehadiran kami berempat. Sayangnya kawan kami yang satu lagi yakni Debi Irawan memutuskan untuk tidak jadi datang. Agenda reunian secara lengkap setelah menamatkan kuliah akhirnya pun batal. Namun, begitu tak mengurangi kebahagiaan Bayu selaku mempelai pria. Betapa kehadiran kawan-kawan terdekat, menjadi pelengkap hari bahagianya.
Foto-foto sebelum kedua mempelai menaiki panggung
Setelah menikmati hidangan, akhirnya tiba giliran kami untuk naik keatas panggung untuk bersalaman bersama kedua mempelai kesempatan ini kami gunakan untuk berfoto-foto bersama.
Foto-foto diatas panggung
Foto-foto diatas panggung
Foto-foto diatas panggung
Penampakan Karangan bunga persembahan dari kami untuk kedua mempelai
Setelah puas berfoto-foto kami mulai menyusun rencana untuk berpetualang keliling Linggau. Kebetulan rombongan teman kami lainnya yakni Bio, Baim, dan Yuga membawa mobil hingga akhirnya kamipun memutuskan untuk ikut berpetualang bersama.
Karena kami berempat datang dengan sepeda motor kamipun memutuskan untuk berkumpul di rumah Ari terlebih dahulu. Dirumah Ari kamipun beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Sebenarnya ada banyak pilihan destinasi wisata di seputaran Linggau. Berhubung waktu yang kami miliki hanya sebentar, kami memutuskan untuk berpetualang ke tempat-tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh dan sejalur dengan arah ke rumah Ari sehingga waktu yang tersedia menjadi optimum.
Untuk destinasi pertama yang kami tuju adalah Danau Aur, kemudian Air Terjun Temam, trus ke Bukit Sulap.
Ditengah perjalanan menuju Danau AUR kami memutuskan untuk mampir sejenak menikmati remis yang banyak dijual dipinggir jalan.
Saya baru tau kalau hidangan semacam ini dijadikan sebagai cemilan di daerah ini, harga per porsi sangat terjangkau yakni hanya 5000 rupiah/mangkok. Soal rasa dijamin maknyus, liat saja difoto seberapa banyak yang kami santap 😁 . Puas menyantap remis kamipun melanjutkan perjalanan.
Wisata Danau AUR
Danau AUR sendiri sebenarnya induk irigasi dari Sungai AUR, lokasinya sendiri merupakan bagian dari Kabupaten Musi Rawas. Danau ini merupakan rawa-rawa di hulu sungai yang biasa dimanfaatkan untuk mengaliri sawah warga sekitaran desa Sumber harta. Danau seluas 40 hektar ini memiliki kedalaman sekitar 20 meter. Dijadikan sebagai objek wisata sejak 2011, awalnya tidak banyak orang yang berkunjung kesini namun lama-kelamaan kawasan ini menjadi ramai pengunjung. Pemerintah Kabupaten Musi Rawas sendiri memberikan dukungan yang sangat besar terhadap perkembangan wisata di Danau AUR.
Kawasan wisata Danau AUR berjarak sekitar 30 sampai satu jam perjalanan dari kota Lubuklinggau. Untuk menuju ke lokasi ini anda dapat menuju simpang priok terlebih dahulu, kemudian melanjutkan perjalanan menuju kecamatan Sumber Harta . Setelah itu sampai di desa Sumber Jaya, maka Anda dapat dengan mudah melihat objek wisata ini, karena lokasi Danau AUR ini tepat yang berada di pinggir jalan. Alamat Lengkap Danau Aur yakni Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumber Harta, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia.
Tiket masuknya sendiri cukup murah yakni hanya 2000 rupiah/orang, sementara untuk kendaraan dikenakan tarif parkir 5000-10000.
Ketika tiba disana kami langsung ditawari untuk berkeliling dengan menggunakan rakit, yang kami dikenai tarif 10000 rupiah/orang. Tanpa berpikir panjang kami, menerima tawaran tersebut. Sembari berkeliling Danau sejatinya Anda dapat sambil berkaraoke secara gratis. Menyenangkan rasanya menyanyi bersama berkeliling Danau.
Foto-foto di atas rakit Wisata Danau AUR
Setelah puas menikmati pemandangan keliling danau kamipun melanjutkan perjalanan menuju destinasi wisata selanjutnya.
Air Terjun Temam
Air Terjun Temam ini merupakan salah satu obyek wisata alam di Sumatera Selatan lokasinya berada di Kelurahan Rahma, Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, berjarak kurang lebih 11 km dari Pusat Kota Lubuk Linggau, waktu tempuhnya sendiri sekitar 10-15 menit dari pusat Kota Lubuk Linggau. Sedangkan jika anda dari kota Palembang, Kota Lubuk Linggau ini bisa ditempuh dengan waktu sekitar 6,5 jam.
Bentuk Air terjun ini memanjang kesamping mirip seperti air tenjun Niagara, ketinggiannya sediri tidaklah terlalu tinggi yakni sekitar 12 meter sementara lebarnya bisa mencapi 20an meter.
Untuk melihat air terjun temam kita dikenai tatif masuk 2000 rupiah/orang sementara sentiap kendaraan dikenakan tarif parkir 5000-10000 rupiah/ kendaraan.
Dari pintu masuk kita diharuskan menyusuri jalan setapak dan kemudian menuruni tangga yang lumayan licin. Pada akhirnya perjuangan kita akan terbayar dengan keindahan panorama Air terjun yang memanjakan mata.
Berikut ini foto-foto yang kami ambil ketika mengunjungi Air Terjun Temam. Silakan disimak 😁👍
Selfie 😁👍
Setelah puas menikmati pemandangan air terjun kami harus kembali melanjutkan perjalanan kami, mengingat waktu kami miliki sangat terbatas tak ada waktu untuk berlama-lama disini. Fasilitas yang tersedia di objek wisata ini lumayan lengkap Keberadaan toilet dan musholla untuk beribadah dapat diakses siapa saja hingga anda tidak perlu khawatir soal menjalankan ibadah sembari berwisata kesini.
Setelah sholat ashar kami pun melanjutkan perjalanan menuju Bukit Sulap.
Objek Wisata Bukit Sulap
Objek wisata satu ini berada ditempat kota Lubuklinggau. Dari ketinggian Bukit sulap kita dapat sekeliling kota Lubuklinggau, tidak heran kalau tempat inilah yang ramai dikunjungi ketika peristiwa gerhana Bulan atau semacamnya. Sayangnya kami tak dapat benar-benar mendakinya hingga kepuncak tertinggi karena keterbatasan waktu yang kami miliki.
Ketinggian inilah yang dapat kami capai dan pemandangan yang kaki saksikan sangatlah cantik, dimana dari ketinggian ini mata kami disuguhi pemandangan kota Lubuklinggau.
Foto-foto di atas Bukit Sulap
Demikianlah perjalanan kami kami harus berakhir dan kami harus segera bersiap kembali kerumah masing-masing dimana rutinitas harus kami jalani. Sejatinya suatu yabv menyedihkan dari suatu perjalanan adalah ketika kita harus kembali menjalani rutinitas pasca liburan. Yah begitulah hidup ketika ada waktu untuk berlibur maka nikmatilah liburan tersebut, bercada bersama kawan-kawan menceritakan berbagai hal lucu sebagai bahan tertawaan. Jangan lupa abadikan setiap momen yabg dilalui dalam bentuk karya fotografi maupun sinematografi. Lengkapi lagi dengan menuliskan semuanya dalam bentuk artekel menarik yang siapa tau dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi kawan-kawan lainnya yang hendak turut berwisata.
Salam hangat Deki Firmansyah
From Dekifirmansyah94@gmail.com
Mantap ��
ReplyDeleteMokasih billy
Delete