-->

Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

PULAU SIKANTAN, PULAU KUTUKAN YANG MISTERIUS DI TENGAH SUNGAI BERUMUN

Pulau Sikantan
Foto: Suasana senja di perairan pulau Si Kantan

Wilayah Nusantara sangat kaya dengan legenda dan dongeng yang penuh hikmah. Tak hanya mewariskan pelajaran tentang budi pekerti dari generasi ke generasi, kisah-kisah itu pun kerap dikaitkan dengan asal-usul suatu tempat yang masih dapat kita jumpai di zaman ini. Salah satu contoh tempat yang terkenal dengan kisah legendanya adalah pantai Air Manis di Sumatera Barat.

Konon, bongkahan batu berbentuk manusia dalam posisi bersujud yang terletak di tepi pantai indah itu merupakan jelmaan dari sosok Malin Kundang, si anak durhaka yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya. Ternyata tak hanya pantai Air Manis di Sumatera Barat yang jadi latar dalam dongeng, di wilayah tetangganya tepatnya di Sumatera Utara juga terdapat suatu tempat yang diyakini sebagai jejak terkutunya seorang anak yang mendurhakai orang tuanya.

Ya, jika kisah Malin Kundang menyisakan patung batu berbentuk manusia sedang bersujud, maka kisah yang satu ini menyisakan sebuah pulau bernama pulau Si kantan. Legenda Sikantan adalah legenda yang sangat dikenal oleh warga Sumatera Utara.

Namun kali ini kita tak akan terlalu jauh membicarakan soal dongeng itu. Sebab sekarang penulis ingin mengajak anda untuk lebih mengenal sebuah pulau yang jadi objek penting dalam legenda Sikantan. Konon kapal Sikantan yang tenggelam karena disumpah oleh ibundanya itu timbul kembali dalam rupa sebuah pulau di tengah sungai Barumun. 

Secara geografis, pulau Sikantan terletak di desa Tanjung Sarang Elang, kecamatan Panai Hulu, kabupaten Labuhanbatu. Untuk menuju ke Pulau Sikantan, dapat ditempuh selama 12 jam dengan akses perjalanan darat dari bandara Kuala Namu, Medan. Tak perlu khawatir merasa lelah, sebab selama perjalanan jauh itu anda akan dimanjakan dengan pemandangan perkampungan masyarakat Batak di beberapa titik sepanjang jalan lintas Sumatera.

Kondisi jalanan yang cukup mulus membuat penjelajahan anda di sebagian ruas punggung pulau Sumatera  juga akan terasa lebih menyenangkan. Disepanjang jalan yang dilalui, anda dapat mampir ke berbagai warung tradisional yang menyajikan hidangan nikmat khas Batak atau Melayu. 

Letak pulau Sikantan berada ditengah pangkal perairan sungai Barumun tak jauh dari Selat Malaka. Sungai Barumun adalah salah satu sungai besar di Sumatera Utara yang sangat berpengaruh dalam pergerakan roda ekonomi masyarakat di wilayah itu.


Pulau Sikantan terletak di jalur pelayaran kapal motor yang jadi moda transportasi utama untuk menghubungkan beberapa kota kecil di pesisir sungai Barumun. Hal itu membuat keberadaan pulau Sikantan jadi pusat perhatian tersendiri, utamanya bagi orang-orang yang baru pertama kali plesir ke wilayah pesisir kabupaten Labuhanbatu yang jauh namun tenteram itu.

Kondisi pulau Sikantan hingga saat ini masih sangat perawan. Pepohonan bakau, kelapa, dan tumbuhan khas wilayah sungai membentuk hutan dipermukaan pulau yang membuatnya tampak eksotis. Masyarakat sekitar juga sangat menjaga kelestarian pulau ini. Beberapa resort sederhana pernah dibangun disekitar pulau. Namun kemudian dibongkar karena disinyalir mengalami penyalahgunaan fungsi oleh pengelolahnya.


Setelah itu pulau Sikantan kembali kosong dan semakin misterius. Konon apabila mendekat ke pulau itu, anda harus menjaga hati dan fikiran agar tetap positif. Jika tidak menjaga ucapan dan tingkah laku selama bertandang ke Sikantan, anda mungkin akan mengalalami kejadian tak menyenangkan. 

Kondisi pulau Sikantan hingga saat ini masih sangat perawan. Pepohonan bakau, kelapa, dan tumbuhan khas wilayah sungai membentuk hutan dipermukaan pulau yang membuatnya tampak eksotis. Masyarakat sekitar juga sangat menjaga kelestarian pulau ini. Beberapa resort sederhana pernah dibangun disekitar pulau. Namun kemudian dibongkar karena disinyalir mengalami penyalahgunaan fungsi oleh pengelolahnya.

Setelah itu pulau Sikantan kembali kosong dan semakin misterius. Konon apabila mendekat ke pulau itu, anda harus menjaga hati dan fikiran agar tetap positif. Jika tidak menjaga ucapan dan tingkah laku selama bertandang ke Sikantan, anda mungkin akan mengalalami kejadian tak menyenangkan. 

Penghormatan masyarakat sekitar pulau terhadap keberadaannya membuat Sikantan tetap lestari meski terletak disekitar jalur padat transportasi sungai Barumun. Untuk menyisir pulau ini, anda dapat menyewa perahu motor yang banyak berlabuh di bandar Ujung Tanjung, pelabuhan paling dekat dengan pulau Sikantan.

Tekong (istilah masyarakat sekitar untuk menyebut nahkoda kapal motor) yang ramah akan selalu siap sedia mengantar anda untuk lebih dekat ke wajah Sikantan yang teduh. Dari sang Tekong, anda juga akan bisa menggali informasi dan kisah-kisah yang lebih otentik tentang pulau yang anda tuju.

Sebab, sebagai artefak budaya yang kisahnya dituturkan turun temurun, pulau Sikantan nyatanya masih diliputi beragam teka-teki. Maka melalui cerita dan kisah lain yang diyakini masyarakat sekitar, tentu   akan membantu anda untuk semakin memahami karakter dan keunikan Sikantan. 

Perjalanan membelah permukaan sungai Barumun dari Pelabuhan Ujung Tanjung menuju Sikantan hanya butuh waktu sekitar 15 menit saja. Kesan sepi dan lengang akan menyambut begitu anda mendekat atau menapakkan kaki di pulau ini. Decit burung di pepohonan, deru mesin motor disudut yang jauh, hingga pemandangan perahu-perahu nelayan membuat anda seakan tertarik dan terisolasi dari hiruk pikuk kehidupan di daratan seberang.

Bagi pencinta tantangan dan uji keberuntungan, anda juga harus selalu siaga mengamati tiap dahan dan ranting pepohonan yang rimbun. Sebab bila anda sedang mujur, anda akan bertemu dengan seekor atau sekelompok kera putih khas pulau Sikantan. Menurut legenda, kera putih itu adalah jelmaan dari istri Sikantan yang turut mendapat kutukan Tuhan karena mendurhakai mertuanya.

Sayangnya, menurut kesaksian warga sekitar, kera-kera putih yang mendiami pulau Sikantan itu sekarang makin sulit ditemukan tanpa sebab yang jelas. Namun walau tidak bertemu mahluk endemik itu, ketenangan pulau Sikantan akan tetap jadi suguhan yang memanjakan pengunjungnya. Tak perlu jauh-jauh ke pedalaman Amazon untuk menikmati keeksotisan ekosistem sungai yang lestari, sebab negara kita juga kaya dengan hamparan-hamparan sungai, tentu saja Barumun jadi salah satunya.

Apabila anda suka memancing, maka perairan pulau Sikantan juga jadi tempat yang cocok untuk menyalurkan kegemaran anda. Tak perlu membayar sepeser pun, anda bisa memancing dan menangkap ikan sepuasnya. Sebagai pelancong anda cukup taat pada satu aturan saja yakni tidak membuang sampah sembarangan di perairan itu.


Saat tiba bulan pasang air sungai, ada kalanya anda juga dapat menyaksikan peristiwa alam lain di sekitar pulau Sikantan. Peristiwa alam khas musim pasang itu dikenal sebagai bona. Bona adalah ombak dan arus besar yang menerjang badan sungai akibat tekanan air yang meningkat. Bila bernyali besar, anda boleh ikut menghadang bona itu dengan mengendarai sebuah perahu dayung.

Namun bila anda tak memiliki kemampuan berenang yang cakap dan keberanian yang mumpuni anda tak dianjurkan untuk melakukan aksi yang menantang adrenalin itu. Sebab gelombang pasang yang bergulung disekitar pulau Sikantan sangat deras. Bahkan mampu memecahkan sebuah perahu bila tidak mengambil posisi yang benar.

Menepi dari pulau Sikantan anda dapat kembali ke pelabuhan Ujung Tanjung untuk menikmati matahari senja. Anda juga dapat berlabuh di Labuhanbilik. Pelabuhan Pane terletak persis didepan pelabuhan Ujung Tanjung disebelah kiri pulau Sikantan. Labuhan bilik atau Panai Hilir merupakan salah satu wilayah pemukiman tertua di kabupaten Labuhanbatu.

Di tempat itu, pernah berdiri sebuah kerajaan makmur bernama kerajaan Pane. Maka bila berkenan, petualangan anda akan berlanjut disini. Setelah menyusuri keasrian pulau Sikantan, anda dapat menyelusuri jejak-jejak sejarah kerajaan Pane di Labuhanbilik. Disini anda juga dapat berbelanja oleh-oleh khas pesisir Sungai Barumun. Oleh-oleh itu berupa produk olahan ikan atau buah nanas Pane yang sangat terkenal.

Dari pulau Sikantan, perjalanan anda juga bisa dilanjutkan dengan menyusuri permukaan sungai Barumun atau mampir ke kampung-kampung nelayan disekitarnya. Aktivitas nelayan di sekitar pulau Sikantan sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Sebagai habitat air tawar yang besar, Barumun menyimpan berbagai jenis biota perairan bernilai ekonomi tinggi seperti udang sungai, ikan gulama, dan ikan terubuk. Nelayan Barumun pada umunya masih menggunakan cara tradisional untuk menangkap ikan. Kearifan itu tentu membuat lingkungan sungai terhindar dari degradasi dan kerusakan. 

Saat matahari turun ke peraduan, air sungai Barumun akan tertimpa oleh sinar keemasan sang surya. Dipermukaannya, pulau Sikantan yang gagah akan tampak redup jatuh ke penghujung hari. Hewan-hewan nokturnal penghuni pun  tak mau ketinggalan mendengungan suaranya, mengiringi pulau Sikantan yang pudar ditelan gelap malam.

Perubahan warna alam itu tentu saja wajib diabadikan oleh para pecinta fotografi. Biarpun hari telah gelap, kesibukan nelayan dan kapal-kapal angkutan di dermaga sekitar belum berhenti. Semilir udara malam sangat cocok dinikmati di tepi dermaga dengan ditemani secangkir kopi hitam khas tanah Batak.

Perjalanan jauh menengok Sikantan tak lengkap rasanya bila tak ditutup dengan menikmati sajian lezat khas masyarakat pesisir sungai Barumun. Gulai ikan gulama, ikan terubuk goreng, gulai daun singkong yang nikmat, dan sepiring nasi hangat adalah porsi ideal untuk menutup pertualangan anda di perairan sungai Barumun.

Perjalanan ke pulau Sikantan adalah petualangan wisata yang ideal. Selain dapat menikmati keindahan alam yang belum tersentuh kerusakan, disana anda juga dapat belajar tentang kehidupan masyarakat tradisional di daerah pesisir. Dan yang paling penting, walau kisah Sikantan boleh saja hanyalah sebuah dongeng, tapi dengan mengunjunginya kita akan diingatkan lagi tentang arti penting memuliakan kedua orang tua yang berjasa besar dalam kehidupan setiap insan. 

Tentang penulis
Nama           : Sapria Pratama, S.I.Kom
Pendidikan : Alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Jurnalistik Universitas dr. soetomo Surabaya
Asal              : Meranti paham, labuhanbatu, sumatera utara
Domisili       : Kota Pekanbaru

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter