-->

Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Mengenang Cerita Pendakian Pertama ke Gunung Dempo

Jelajah Sumatera - Hai gaes, hari ini tim kami menerima sebuah cerita perjalanan wisata dari salah seorang followers. Jika kamu juga punya cerita yang ingin diterbitkan di web kami maka, jangan sungkan silakan kirim ke email redaksi kami di alamat jsredaksi@gmail.com. berikut cerita selengkapnya.

Mengenang Cerita Pendakian Pertama ke  Gunung Dempo

Oleh: Uri Rizal
Saya ingin menceritakan kembali perjalanan saya ketika mendaki gunung Dempo di Kota Pagaralam Sumatera Selatan. Ini pendakian pertama saya dan ini adalah pendakian yang sudah lama sih, disini saya banyak belajar tentang bagaimana menghargai saudara menghargai teman menghargai sahabat. 

Perjalanan bukan hanya melihat nilai keindahan yang kalian dapat tetapi nilai lah perjuangan Bagaimana mendapatkan keindahan tersebut. Teman-teman saya ingin membagikan perjalanan saya yang luar biasa ini bersama teman-teman saya yang jg luar biasa. 


Kami adalah mahasiswa mahasiswa yang kuliah di Universitas Sriwijaya Kenalin saya Uri Rizal, dan beberapa teman saya yang satu fakultas atau jurusan yaitu Muhammad Iqbal serius Riyus Karim Harry Muhammad Bahar Zainul Akbar Yolanda Pakpahan, dua teman saya lagi yaitu Anindya Ayulendri dan Aulia Wulandari. 

Ayo berangkat dari Indralaya menuju ke Pagaralam naik mobil bus Telaga Biru, dan Sebelumnya kami sedang mempersiapkan apa saja yang harus kamu bawa ketika mendaki mulai dari peralatan mendaki peralatan istirahat tidur logistik pokoknya macam-macam deh. Singkat cerita kami tiba di Kota Pagaralam itu sudah pukul 09.00 malam di kampung 2 letaknya di depan PTPN 7 kami istirahat sebentar di salah satu rumah yang sering disebut Ayah Anton itu. 

Kami mengisi daftar nama kami, beristirahat sebentar di masjid yang ada di sebelah PTPN tersebut dan kami langsung melanjutkan perjalanan tidak kami istirahat dulu sampai jam berapa ya lagi deh subuh-subuh kami  berjalan menuju Kampung empat yaitu titik pendakian apa namanya tuh pintu rimba. 

Dalam perjalanan menuju Kampung 4 kami berjalan kaki agak sedikit sesak sesak deh karena kata leader kami kebo dia lupa lupa ingat karena masih gelap gulita. Hingga sampai pagi alhamdulillah Kami sampai ke kampung 4.

Kami sarapan mengisi perut yang mulai keroncongan, setelah sarapan kami bertemu dengan teman-teman dari MASOPALA (Mahasiswa Sosial Pencinta Alam) Universitas Sriwijaya yang ingat sih Kak Hafidz dan teman-temannya, saya agak-agak lupa lah nama-nama mereka tapi tidak mengurangi rasa hormat kepada mereka. 

Alhamdulillah kami melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Dempo beranggotakan 12 orang 8 dari kami 4 Masopala. Kami terbagi jadi 2 grup. 1 grup yang membawa peralatan untuk ngecamp di atas dan 1 grup di bawah terpisahnya ketika ada di Shelter satu kalau nggak salah atau shelter dua lah pokoknya gitulah.

Perjalanan yang lelah perjalanan yang melelahkan lah pokoknya dalam perjalanan itu kami dipisah 2 Group dari saya ada di grup depan untuk membawa alat-alat untuk  camp. Singkat cerita kami bersama 2 leader masopala sudah sampai di puncak Dempo atau yang sering disebut top Dempo Kalau nggak salah ketinggiannya 3159 mdpl. Dan kami juga langsung melanjutkan ke pelataran untuk mendirikan tenda untuk beristirahat.

Selang beberapa waktu yang cukup lama tim yang di belakang grup 2 sudah tiba di pelataran dalam keadaan teman-teman kita ada yang lemas kelelahan kecapean ada yang digendong ada yang di papah karena sudah payah sekali. Temen-temen kita Total jadi dua belas Ketika saya hitung kok cuma ada 11 orang ya total kami Siapa yang hilang? Kami bingung siapa yang hilang Siapa yang tertinggal Siapa yang belum datang setelah di cross-check Ternyata salah satu teman kita yang bernama Rius, ketinggalan di atas.

singkat cerita jam Jam sudah menunjukkan jam 06.00 sore serius pun belum datang ke KM dan saya pun bingung bersama teman-teman yang lain dan dari kami pun melakukan pencarian ulang ke atas melakukan naik lagi ke top puncak untuk melacak keberadaan Rius yang hilang. 

Selang beberapa jam sekitar hampir jam 09.00 ada teriakan di atas tetapi bukan suara Rius teman kami. Suara teriakan menunjukkan bahwa yang bernama Rius ada di kami alhasil kami pun menuju ke sana Alhamdulillah Rius ditemukan dalam keadaan hidup dan dalam keadaan yang begitu lemas.

Cerita aneh pun diceritakannya di dalam tenda saat itu katanya tim di belakang ada yang Sakit yang membutuhkan obat-obatan dia di informasikan untuk ke atas karena kebenaran obat-obatan terbawa ke grup atas atau Grup 1 yang membawa peralatan Camp. 

Sesampainya di puncak dia tidak menemukan kami tidak melihat adanya kami dan dia mulai bingung Di manakah kami? Di top puncak dia bertemu dengan seorang pendaki, pendaki yang menggunakan jaket hitam topi hitam yang menunjukkan arah ke salah satu arah ternyata arah yang ditunjukkan bukan ke arah pelataran. 

Percakapan nya Kalau nggak salah gini deh Mas mau tanya pelataran ke arah mana ya?si emas yang merupakan manusia dalam kategori manusiaan menunjukkan ke arah berlawanan sehingga Rius pun melanjutkan perjalanan menuju jalan yang tersesat di dalam perjalanan Rius Mendengar orang nyanyi-nyanyi tertawa tertawa dan Rius berpendapat bahwa jalan yang ia jalanin itu benar semakin ke bawah suara itu semakin jelas. 

Tetapi dia berpikir toh katanya ke pelataran cuma 15 menit kok ini sudah berjam-jam saya belum sampai ke pelataran hingga di sebuah perjalanan dia bertemu dengan 2 pendaki dari Pagaralam Bertanya kepadanya Kau mau ke mana nih mau turun ya? Rius pun menjawab saya baru mau mendaki mau ke pelataran mau nemuin teman-teman saya! dengan keadaan bingung anak itu menjawab ini bukan ke pelataran kaki jalan turun jalur rimau Kakak salah. 

Alhamdulillah akhirnya harus dipertemukan kembali dengan kami dan berkumpul di kem dalam keadaan menangis sedih tapi tertawa nggak papa lah yang penting senang senang dulu lah jangan dibawa emosi.

Keesokan harinya eh sebelum keesokan harinya kita cerita malam deh dulu malam itu malam yang mencengangkan badai sampai tenda kami nggak bisa didirikan satunya sehingga kami satu tenda orang 6 dan dua teman kami ikut kakak-kakak masopala. Badai yang kuat angin yang kuat di atas gunung yang dingin membuat menggigil dan salah satu teman dari kami Hippo dan kami pun memberikan pelukan kepada teman kita yang bernama Yolanda menggunakan sleeping bed yang begitu tebal agar Yolanda merasakan kehangatan pelukan sahabat-sahabatnya Hehehe bercanda.

selang beberapa waktu kami pun tertidur lelap karena kecapekan keesokan harinya kami melanjutkan ke top kawah Dempo Amazing luar biasa Geng Keren sekali cuacanya cerah dan warna air di kawahnya berwarna hijau marun dan kami pun merasa haru ternyata kami bisa sampai ke atas terima kasih kepada kakak kakak Mapala atau mahasiswa pencinta alam yaitu masopala Universitas Sriwijaya.

Kami membuat dokumen rekaman foto-foto bersama dalam keadaan tersenyum padahal dalam hati dalam pikiran itu berbenturan karena apa Karena kecapean yang kami rasakan tidak kalian lihat dalam Senyuman kamu.

Singkat cerita deh Udah jam berapa ya Lupa saya pokoknya kami Turun ke bawah packing barang sudah semua semua alat tidak ada yang tinggal kami mulai melakukan perjalanan ke bawah nggak usah lah cerita panjang lebar ya dalam perjalanan yang pasti capek sekali ditambah air yang kurang agak gerimis gerimis sedikit pokoknya banyak deh cerita kalau mau diceritakan semua kayaknya nggak cukup halaman ini.

Sama seperti sebelumnya kami terbagi menjadi dua grup membawa alat-alat duluan turun dan beberapa teman-teman yang cewek itu di belakang bersama teman dari masopala kami tiba di bawah sekitar jam 07.00 sore dan tim satunya grup satunya itu tiba pukul 10.00 malam.

Mungkin itu saja lah perjalanan kami sehingga esok harinya kami menunggu tumpangan truk yang biasa membawa para memetik daun teh ke bawah Alhamdulillah kami tiba di kampung 2 Ayah Anton dan kami di jemput salah satu bus Telaga Biru apa bus Melati pokoknya gitulah dan dalam keadaan lelah kami sudah tiba di bus keesokan harinya kami sudah tiba di Indralaya. 

Subuh-subuh Kalau nggak salah Istirahat di salah satu kosan temen kita kami semua bercerita bercengkerama dalam keadaan yang begitu letih dan itu tidak mengurangi semangat kami untuk kembali mendaki Dempo lagi insya Allah

Mungkin itulah cerita singkat Saya perjalanan menuju puncak Dempo dan semoga teman-teman menjadikan pelajaran perjalanan kami ini Bukan semata-mata mencari sensasi juga bukan mencari semata-mata kesenangan duniawi tetapi di dalam cerita ini kami mendapatkan sebuah pengalaman yang luar biasa yaitu sebuah kekeluargaan yang begitu begitu bersahabat begitu dekat terutama dengan kakak kakak kami masuk Universitas Sriwijaya. 

Itu saja cerita dari saya Insyaallah cerita selanjutnya postingan foto-foto selanjutnya akan saya saya ceritakan kembali. Next cerita selanjutnya nanti ya ini beberapa postingan awal aja lah Belajar mainkan Bagaimana memanfaatkan teknologi Android untuk memposting pengalaman dan foto-foto pribadi di media sosial Facebook.

Berikut foto-foto lainnya:




Related Posts

2 comments

Post a Comment

Kami menunggu komentar dari kamu :)

Subscribe Our Newsletter