JelajahSumatera - Siapa bilang, Palembang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan hanya terkenal dengan "pempek"? Di kota yang pernah menjadi pusat peradaban Kerajaan Sriwijaya ini terdapat banyak objek wisata bernilai tinggi. Salah satunya adalah Museum Al Quran Raksasa..
Terdapat 30 juz ayat suci Al-Quran yang berhasil dipahat/diukir ala khas Palembang dalam lembar kayu dan menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik kayu tembesu dengan biaya tidak kurang Rp 2 miliar, dimana masing-masing lembar ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5 sentimeter dan tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter.
Mahakarya asli Wong Kito ini, tidak hanya menjadi alternatif tujuan wisata warga lokal. Bahkan turis dari mancanegara, terutama dari negara Arab banyak yang berkunjung untuk membuktikan sendiri karya seni yang tiada duanya itu.
Bagi Anda yang berasal dari luar Kota Palembang, akses menuju lokasai museum tersebut bisa dimulai dari pendaratan di Bandara International SMB II Palembang. Dari bandara SMB II Palembang and dapat melanjutkan perjalann menuju kedaerah gandus. tempatnya di Pondok Pesantren Al Insaniyah di Jalan Pangeran Sido Ing Lautan, Lrg Budiman Kelurahan 36 Ilir, kecamatan Gandus Palembang, no 1009. jaraknya Sekitar 15 kilometer dari Jembatan Musi 2.
Proses pembuatannya sendiri memakan waktu kurang lebih selama 7 tahun. Sebelum dipublikasikan untuk umum Al-Quran Al-Akbar pernah dipajang di ruang pameran Masjid Agung Palembang Selama 3 Tahun.
Pemajangan ini dimaksudkan agar Al-Quran tersebut dapat dikoreksi oleng umat islam yang berkunjung kedalam Masjid Agung Palembang, hingga akhir tahun 2011 Al-Quran tersebut dinilai siap untuk dipublikasikan.
Pada akhir 2011, Al-Quran ini dinilai layak untuk dipublikasikan dan pada Senin, 30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh delegasi konferensi parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI) meresmikan penggunaan Al-Quran yang disebut sebagai Al-Quran terbesar yang dicetak di atas lembaran kayu tembesu.
Proses pembuatannya sendiri memakan waktu kurang lebih selama 7 tahun. Sebelum dipublikasikan untuk umum Al-Quran Al-Akbar pernah dipajang di ruang pameran Masjid Agung Palembang Selama 3 Tahun.
Pemajangan ini dimaksudkan agar Al-Quran tersebut dapat dikoreksi oleng umat islam yang berkunjung kedalam Masjid Agung Palembang, hingga akhir tahun 2011 Al-Quran tersebut dinilai siap untuk dipublikasikan.
Pada akhir 2011, Al-Quran ini dinilai layak untuk dipublikasikan dan pada Senin, 30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh delegasi konferensi parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI) meresmikan penggunaan Al-Quran yang disebut sebagai Al-Quran terbesar yang dicetak di atas lembaran kayu tembesu.
Untuk masuk kedalam kawasan wisata ini setiap pengunjung dikenakan tiket sebesar Rp 10000 yang dib ayarkan pada loket masuk.
Gedung tewmpat menyimpan Al-Quran Al-Akbar terdiri dari Lima Lantai dimana tiap lantainya memiliki keunikan tersendiri. Pada lantai pertama adalah tempat dimana ada lembaran uang kertas yang dipajang didalam lemari kaca uang ini adalah uang infak.
Di lantai atas terdapat Mushola yang memungkinkan pengunjung untuk beribadah selama liburan dikawasan ini. Kalian dapat menikmati keindahan corak arsitektur Palembang.
Sayangnya gedung ini relatif kecil dibandingkan dengan apa yang ada di dalamnya. namun tidak dapat disangkal bahwa kawasan ini menawarkan sebuah karya seni yang luar biasa.
Untuk pengunjung yang datang kemari tidak perlu merasa risau akan kelaparan karena di Kawasan ini terdapat banyak penjual aneka makanan yang menggugah selera.
